Jumat, 21 November 2014

Listrik di ASEAN



 ASEAN adalah sebuah asosiasi yang berada di kawasan ASIA yang terdiri dari negara – negara, ASEAN  Singkatan dari  Association of South – east Asia Nation, Adapun negara – negara yang tergabung dalam The Assiciation Of South – East Asia Nation ASEAN  yaitu Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina,Vietnam, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, Myanmar .
ASEAN ( Assiciation Of South – East Asia Nation) akan membentuk AFTA (Asean Free Trade Area ) yang merupakan sebuah kesepakatan dari negara – negara yang terbentuk dalam ASEAN guna membentuk Kawasan Bebas Perdangan dengan tujuan meningkatkan daya saing ekonomi Regional ASEAN agar menjadi basis produksi dunia, ASEAN yang nantinya akan memulai perdagangan bebas dalam sebuah “ PASAR TUNGGAL “ dalam tahun 2015 mendatang.
Dalam kesepakatan “ PASAR TUNGGAL “ yang tertuang dalam dokumen AFTA khususnya pada bidang EKONOMI, didalamnya tentu saja meliputi kesepakatan pada bidang energy dan kelistrikan. Negara – negara di kawaan ASEAN telah membentuk The Heads of ASEAN Power Utilities Authorities (HAPUA) sebagai salah satu elemen kerangka AFTA dalam kerjasama energy dan listrik di kawasan ASEAN.
Hasil studi dari ASEAN Intergrated Masterplans Study (AIMS) ke 2 yang dibentuk HAPUA pada tahun 2010 menunjukkan besarnya permintaan listrik di kawasan ASEAN pada 2025 mendatang, yakni mencapai 189 ribu Megawatt.
HAPUA (Heads of ASEAN Power Utilities Authorities) dibentuk kelompok kerja yang masing – masing memiliki bidang kerja tersendiri, Keberadaan AFTA di dalamnya harus ditopang oleh tersedianya infrastruktur kelistrikan di masing –masing negara ASEAN disinilah HAPUA memainkan peranan sangat penting. ASEAN pada tahun 2007 telah melakukan penandatangan kerjasama Power Grid yang menghadirkan sejumlah proyek interkoneksi kelistrikan dikawasan ASEAN.
Adapun Kerjasama interkoneksi ASEAN Power Grid dikawasan ASEAN telah diwujudkan diantaranya proyek Interkoneksi Thailand dengan Malaysia yang meliputi sadao – Bukit Keteri berkapasitas 300 Megawatt, kerjasama interkoneksi Thailand dengan Kamboja  dengan kapasitas 115 Kilo Volt


Rabu, 16 Juli 2014

Infrastruktur Kelistrikan Ditunggu Peran Swasta



Infrastruktur kelistrikan merupakan aspek penting pengembangan kelistrikan di masa depan. Diperlukan komitmen yang kuat dan semua pihak untuk bekerja lebih keras mewujudkan meratanya elektrifikasi.
        Baru – baru ini Indonesia dikabarkan masuk dalam 10 besar negara berdasarkan Purchasing Power Parity memang menunjukkan bahwa kini Indonesia sejajar dengan negara-negara yang selama ini tergolong sebagai negara maju. 
        Indonesia ditempatkan oleh Bank Dunia sebagai negara ke 10 dengan Product Domestic Bruto terbesar dari 177 negara berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP). Hanya ada tiga negara Asia yang masuk dalam 10 besar  yaitu Tiongkok, India dan Indonesia. Beberapa pendapat pengamat salah satu alasan Indonesia masuk dalam peringkat ini adalah adanya percepatan pembangunan infrastruktur dan industrialisasi juga meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan multiplier effect ke sektor ekonomi lainnya.
        Keberhasilan Indonesia menjadi 10 ekonomi besar dunia berdasarkan Purchasing Power Parity memang enunjukan bahwa kini Indonesia sejajar dengan negara - negara yang selama ini tergolong sebagai negara maju.   (Majalah Listrik Indonesia – Edisi 40).